Monday, October 22, 2007

PESTA ITU SUDAH USAI

Pesta tradisional yang megah meriah itu bernama lebaran. Tak pandang dari suku apa ia, agama apa, kebudayaan apa, warna kulit putih, hitam, coklat, kuning, atau bahkan abu-abu, asalkan orang Indonesia maka ia akan merayakan lebaran dengan tradisi heroik yang bernada 'ganjil' (tidak Indonesia, tidak Jawa, tidak Betawi betulan), itulah 'mudik'. 'Mudik' menjadi bagian integral dari tradisi 'lebaran di kampung'. Tak jadi soal berapa pun jarak yang harus ditempuh, harga tiket yang harus dibayarkan, oleh-oleh yang harus dibeli, atau bahkan kecapaian dan kelelahan yang harus dijalani, 'mudik' hanya sekali terjadi dalam setahun, dan itu harus dilakoni. Tak masalah harus berjubel di gerbong kereta barang, di bus bumel yang bau apak, di kapal berimpit seperti anak ayam yang dijejalkan, atau bahkan naik sepeda motor sepanjang jalan pantura Jabar - Jateng - Jatim hinggi Bali dan Lombok. Lebaran is okay, and must be! Jika anda pernah melihat bagaimana perjuangan mereka (para urbanist) dari Jakarta ke kampung masing-masing di Jateng atau Jatim dengan naik sepeda motor, maka anda akan mengelus dada berkali-kali. Bagaimana tidak mengelus dada, selain ayah yang memegang stang sepeda motor, di depannya ada anak kecil, di belakang ada isterinya dengan menggendong anak yang lebih kecil lagi. Di bagian paling belakang sepeda motornya masih ada barang-barang bawaan mereka. Dengan kondisi 'mriyut' semacam itu mereka berkendara paling dekat 500 hingga ribuan kilometer menyusuri jalan-jalan padat dengan kecepatan rata-rata di atas 80-an kilometer per jam. Masyaallah !!!

No comments: