Thursday, September 27, 2007

Peradaban vs Kebiadaban

Panggung sejarah dunia masih mempertontonkan arogansi kebiadaban perang dan kematian. Para pemegang kekuasaan penebar maut masih haus darah dan kekuasaan. Satu diantaranya tengah dilakukan secara sistematis oleh pemimpin negara adidaya Amerika Serikat bernama George W. Bush. Setelah berkiprah dengan reputasi buruk di Vietnam, Nicaragua, Somalia, Etiopia, Afghanistan, dan kini Irak, Amerika Serikat belum jera melakukan ekspansi militer dan menebar ancaman perang nuklir terhadap negara-negara kecil yang tidak berdaya. Mereka tidak elegan mengambil pelajaran dari kegagalan mereka di negara-negara yang pernah mereka perdayai dan menuai kegagalan. Demokrasi Amerika yang dikatakan sebagai yang paling unggul di dunia ternyata tidak lebih dari sebuah topeng 'bermuka dua'. Satu sisi mereka meneriakkan dengan lantang demoktarisasi dunia yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, namun di sisi lainnya mereka menutup mata terhadap pelanggaran demokrasi dan hak asasi manusia yang dilakukan dengan sistematis oleh negara-negara sekutunya. Contoh paling aktual adalah pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Israel terhadap orang-orang Palestina. Kasus di Irak adalah panggung teater dunia yang melakonkan 'tragedi kehancuran sebuah peradaban oleh kebiadaban' yang dipertontonkan dengan sangat tidak tahu malu oleh rezim Bush.
Silakan teruskan aksi kalian, wahai Bush dan antek-anteknya, jika kalian kelak ingin dikenang sebagai salah satu dari sekian kawanan manusia yang menebar kematian dan kehancuran atas manusia lainnya di muka bumi. Namun jika kau masih memiliki hati nurani, segera tinggalkanlah Irak dan biarkan mereka merajut kembali benang-benang kehidupan yang carut-marut karena ambisimu. Bangsa Irak sudah cukup menderita, jangan kalian bebani dengan ekspansimu yang tidak berguna. Semoga Tuhan memberikan akal sehat kepada para pemimpin yang terobsesi dengan kegilaan kekuasaan semu.